Peningkatan Permintaan Global Akan Makanan Organik: Menguraikan Tren

Rabu, 15 Januari 2020 / 10:59 WIB

KONTAN.CO.ID - Apa itu Produk Organik?

Pada dasarnya, produk organik merupakan suatu produk yang ditanam tanpa menggunakan Genetically Modified Organism (GMO), pestisida sintesis, juga pupuk sintesis. Dengan memanfaatkan pupuk organik kompos atau kandang, beberapa penelitian mengatakan bahwa pertumbuhan yang lebih alami membuatnya lebih bernutrisi bagi tubuh kita. Contohnya, untuk makanan organik akan lebih banyak mengandung antioksidan daripada makanan anorganik karena tanaman organik ‘dipaksa’ untuk memproduksi pestisida secara alami.

 

Masa Depan Produk Organik di Dunia

Pertumbuhan nilai investasi produk organik di dunia diprediksi akan terus meningkat mencapai $327.600 juta pada 2022 yang sebelumnya $115.984 pada 2015, atau akan mengalami peningkatan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 16,4%. Tren pertumbuhan produk organik ini, juga didukung oleh pameran – pameran khusus produk organik di seluruh dunia.

BIOFACH Nuremberg, salah satu pameran produk organik terbesar yang diadakan di Nuremberg Exhibition Centre di Jerman. BIOFACH dihadiri lebih dari 2.900 tenant dari seluruh dunia dan dikunjungi oleh potensial buyer lebih dari 50.000 orang. Di pameran tersebut, pelaku usaha produk organik dari seluruh dunia bisa memperkenalkan produk organik mereka ke seluruh dunia. Sebuah kesempatan yang sangat baik bagi pelaku usaha produk organik.

Beberapa negara Eropa merupakan salah satu potensi pasar yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha produk organik Tanah Air. Eropa adalah pasar terbesar kedua setelah Amerika Utara. Negara Jerman memiliki pendapatan lebih dari EUR 10,04 juta di 2017 lalu atau meningkat 5.9% dari tahun sebelumnya. Negara kedua yang bisa menjadi potensi pasar produk organik adalah Perancis. Berdasarkan pernyataan dari Agence Bio, agensi perkembangan dan promosi pertanian organik di Perancis, pertumbuhan pendapatan sebesar 17% dari tahun sebelumnya yang mencapai EUR 8,3 juta.

Negara ketiga di Eropa diduduki oleh Itali. Menurut perusahaan riset dan konsultan, Nomisma, pada tahun 2017 penjualan produk organik meningkat sebesar 10,5% dari tahun sebelumnya menjadi EUR 3,5 juta. Di Inggris, juga mengalami peningkatan penjualan di sektor produk organik. Menurut Soil Association, pada 2017 keuntungan tersebut mencapai EUR 2,5 juta atau mengalami peningkatan 6% dari tahun sebelumnya.

Beralih ke negara Paman Sam, juga mengadakan pameran produk organik yang dapat dikategorikan sebagai salah satu pameran terbesar di dunia. Dalam pameran yang bernama Natural Product Expo West (NPEW) pada 2019, produk organik asal Indonesia berhasil meraup keuntungan sekitar Rp 114 miliar. Hasil tersebut terbukti enam kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan pameran pada 2018. Tentunya, perusahaan – perusahaan yang mengikuti pameran tersebut sudah melalui proses kurasi yang detail dan selektif agar kualitas produk yang dibawa merupakan kualitas terbaik. Sertifikasi yang dimiliki juga harus diakui secara internasional salah satunya adalah sertifikasi organik dari badan IMO, Switzerland.

Pengunjung NPEW 2019 yang diperkirakan mencapai 85.000 orang dengan 3.521 peserta pameran mengatakan produk organik di Amerika Serikat sangat laku sekarang karena mereka sudah mulai mengutamakan gaya hidup sehat. Tren vegan atau hanya memakan makanan berbahan tanaman atau sayuran menjadikan Indonesia memiliki potensi besar untuk memasuki produk – produk organik ke Amerika Serikat.

Beberapa produk yang ditampilkan disana adalah teh hijau, teh hitam dan teh oolong dari Lebak, Banten. Ada juga keripik yang telah memenangkan Sofi Award 2018 dari Speciality Food Association yaitu keripik ubi alami tanpa pengawet. Produk lain yang diminati oleh pengunjung di pameran NPEW adalah gula kelapa organik dan buah salak yang menurut mereka memiliki bentuk yang unik.

Menurut riset yang dilakukan oleh Organic Trade Association, penjualan produk organik mengalami peningkatan 5,9% pada tahun 2018 mencapai $47,9 juta. Dan diprediksi penjualan produk organik akan terus meningkat hingga $60 juta pada tahun 2022. Produk organik yang paling laku di sana adalah salad bungkus, buah beri, apel, wortel, pisang, selada dan tomat.

Dari Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa menjadi potensi pasar bagi Indonesia karena konsumen produk organik sudah sangat banyak. Pemerintah harus bisa mengajak dan membimbing para pelaku usaha produk organik untuk melakukan ekspor ke dua negara tersebut. Para pelaku usaha produk organik harus memiliki eksposur yang cukup besar agar laku di pasar mancanegara.

 

Produksi Produk Organik di Indonesia

Komoditas produk organik sangat diminati oleh pasar asing. Oleh karena itu, para petani organik di Indonesia perlu memanfaatkan peluang besar ini untuk melakukan ekspor. Menurut data Statistik Organik Indonesia, total luas lahan yang digunakan untuk menanam produk organik mencapai 261.400 hektare dan yang sudah tersertifikasi seluas 79.800 hektare. Produk organik terbesar yang diproduksi di Indonesia adalah kopi organik yang mencapai sekitar 346.200 ton. Pada posisi kedua diduduki oleh beras organik yang produksinya mencapai sekitar 12.276 ton dan pada posisi ketiga adalah madu dengan angka produksi mencapai sekitar 2.702 ton. Lalu ada beberapa produk organik lainnya yang juga tidak kalah saing antara lain, gula kelapa, rempah – rempah, salak, cocoa, kacang mede dan gula aren.

Produksi yang melimpah ini juga bisa dimanfaatkan para petani organik karena menurut data Statistik Pertanian Organik Indonesia tingkat permintaan akan produk organik meningkat sebesar 54 persen pada 2016. Permintaan mengalami peningkatan didukung juga oleh data yang menunjukkan bahwa 18 persen masyarakat di Asia Tenggara berani membayar lebih untuk membeli produk – produk organik.

Fenomena peningkatan kesadaran akan kesehatan ini dialami tidak hanya oleh generasi usia 50-an, tetapi anak milenial pun juga sudah memiliki pemikiran yang kritis akan kesehatan mereka. Menurut riset, alasan konsumen beralih ke produk organik adalah ingin hidup sehat. Selain itu, konsumen sudah lebih perhatian terhadap isu lingkungan sekitar dan kesejahteraan hewan.  

 

Peraturan Ekspor Produk Pertanian

Produk organik pada umumnya adalah produk pertanian seperti buah – buahan dan tumbuhan. Untuk melakukan ekspor ke luar negeri tentu ada regulasi yang harus dipatuhi oleh pelaku usaha produk organik. Regulasi yang ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia adalah untuk mencegah keluarnya Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari dalam wilayah negara Indonesia ke luar negeri melalui media pembawa yaitu tumbuhan itu sendiri. Tindakan karantina perlu dilakukan dan disesuaikan dengan kebijakan dan peraturan yang ada di negara tujuan.

Tindakan dukungan terhadap akselerasi ekspor yang dicanangkan oleh Kementan, Badan Karantina Pertanian melakukan percepatan layanan ekspor karantina melalui Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 2471/Kpts/KR.020/K/11/2018 tentang Percepatan Layanan Sertifikasi Ekspor Karantina Pertanian dan Nomor 2523/Kpts/KR.020/K/11/2018 tentang Penilaian dan Penetapan Tempat Pemeriksaan Secara In-Line Inspection dalam Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Media Pembawa dari Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Ada beberapa persyaratan karantina tumbuhan ekspor yang berlaku di negara tujuan, yaitu:

  1. Menyertakan Phytosanitary Certificate dari negara asal dan/atau negara transit
  2. Dimasukkan melalui tempat pemasukan yang sudah ditetapkan
  3. Dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas Karantina di tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina.

Setelah melakukan pemeriksaan persyaratan karantina tumbuhan ekspor yang berlaku di negara tujuan, langkah selanjutnya adalah mengisi formulir karantina ekspor. Setelah itu, akan dilakukan karantina ekspor, jika dinyatakan lulus langkah selanjutnya adalah pencetakan sertifikat karantina tumbuhan ekspor.

Peluang ini tentu tidak boleh dilewatkan oleh para pelaku usaha produk organik. Selain Inggris dan Amerika Serikat tentu masih akan ada banyak lagi negara yang berpotensi jadi pengkonsumsi produk organik. Hal ini disebabkan oleh kampanye hidup sehat yang sudah marak di mana – mana.